Pelaku UMKM Nelayan Batubara "Mati Suri", Disprindagkop Dan UKM Batubara Hanya Bisa "Retorika".
Senin, 05 Agustus 2019
DikoNews7 |Batubara - Pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) sebagai pelopor basis ekonomi masyarakat kecil kelas bawah hingga menengah dapat diukur sebagai simbol atau target pencapaian penilaian serta keberhasilan atas kinerja Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah ( Disprindagkop & UKM ) Batubara terhadap peningkatan pendapatan dan stabilitasi pangsa pasar kawasan berbasiskan ruang lingkup masyarakat pelaku UMKM di Batubara.
Hal ini di harapkan dapat disinergitaskan dengan program Pemerintah Pusat 4.0 Industri yang mengatur dalam regulasi nya agar masyarakat kecil kelas bawah hingga menengah mendapatkan perhatian dan pemberdayaan berdasarkan fakta dalam pelaksanaan dan bukan sekedar retorika saja.
Dari animo masyarakat Batubara khusus nya di wilayah yang penduduk nya berdekatan dengan tepi laut / pantai memilki sumber daya alam cukup berpotensi dapat meningkatkan produktifitas pengolahan Industry Rumah Tangga (Home Industry) sebagai langkah alternatif untuk meningkatkan pendapatan atau penghasilan masyarakat UMKM nelayan, Sebab terhitung dari jumlah penduduk serta luas wilayah yang mendominasi Kab.Batubara adalah 70 % wilayah nya pesisir pantai tepi laut.
Namun sayang, Hal itu dinilai luput dari pantauan dan pemberdayaan Dinas Prindagkop dan UKM Batubara, Tak jarang Asumsi terhadap Dinas Prindagkop dan UKM Batubara hanya mempromosikan kegiatan usaha yang sedia ada dan tanpa melakukan terobosan inovatif dan produktif dalam mendorong pelaku usaha mikro masyarakat kecil (UMKM) nelayan di Batubara.
Sementara rangkaian kegiatan saat ini, Disprindagkop dan UKM Batubara hanya mempersiapkan wacana ijin usaha pelaku UMKM sebagai dasar untuk membantu /memfasilitasi para pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah untuk mendapatkan ijin produksi, Sedangkan pelaku usaha UMKM luar daerah Batubara sudah melakukan Go Internasional (Produksi) dan sudah memiliki Saung Galeri tempat penampung produksi pelaku UMKM Masyarakat nya.
Sebagaimana di ketahui kegiatan kelompok Nelayan yang pernah mendapatkan pelatihan trampil pengolahan jenis komoditi hasil laut mengikuti pelatihan di pulau Jawa Tahun 2012 hingga 2013 kini tidak produktif lagi "Mati Suri" tanpa ada nya dukungan dari pihak yang berkompeten selama ini dalam mengembangkan apa yang semesti nya menjadi kebutuhan masyarakat luas (Nelayan).
Sebelumnya, Untuk kegiatan pelatihan bersumber dari dana APBD Batubara terhitung dari Tahun 2017 hingga 2018 Disprindagkop dan UKM Batubara bernilai Ratusan juta rupiah untuk kegiatan pelatihan tenaga teknis dan tenaga Ahli di anggarkan terbilang cukup pantastis dalam mengikuti berbagai Epent serta bimbingan teknis (Bintek) / studi banding UMKM didalam maupun luar daerah Batubara itu dinilai tidak efektif dan hanya "Isapan Jempol Belaka".
Pasal nya, kreasi dan inovasi Home Industry berbahankan komoditi laut yang mendominasi mata pencaharian masyarakat pesisir tepi laut belum tersentuh secara keseluruhan sebagaimana potensi seni kreasi dan olahan berbahan sumber dari hasil tangkapan nelayan Batubara seperti Kerang dan kulit kerang dan sejenisnya, Ikan dan olahan Liqur kerupuk Ikan, Udang, Cumi serta Kepiting dan olahan lainnya yang dapat diolah sebagai menu makanan / kuliner.
Selanjutnya, Kraft kerajinan tangan masyarakat Batubara yang dapat meningkatkan pendapatan penghasilan atau sebagai alternatif kegiatan tambahan nelayan untuk menciptakan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) masyarakat Nelayan Batubara.
Tak cuma itu saja, Bahwa olahan komoditi hasil laut yang berlimpah memilki kandungan gizi dan protein dinilai dapat menekan angka inflasi dan mengatur harga jual pangsa pasar dengan kata lain sebagai langkah alternatif untuk meningkatkan penghasilan masyarakat nelayan atas terbentuknya UMKM nelayan Batubara Kedepan nya nanti.
Reporter : Aswat
Editor : Diko