12 Personel Kepolisian Diperiksa Bid Propram, 1 Teroris Turut Diamankan



DikoNews7 | Medan - Sebanyak 12 personel kepolisian diamankan Bidang Profesi dan Pengamanan (Bid Propam) Polda Sumut terkait peristiwa penganiayaan terhadap mahasiswa yang melakukan aksi di DPRD Sumut, Selasa (24/9).

Dari ke-12 personel berbagai satuan itu, dua diantaranya yang merupakan anggota Dit Sabhara Polda Sumut terindikasi kuat sebagai pelaku penganiaya mahasiswa almameter hijau yang terekam dan videonya viral. Sedangkan selebihnya masih sebagai saksi dan dalam proses pendalaman. 

"Ada 12 personel yang dilakukan pendalam oleh pihak Propam, tapi baru dua yang terekam melakukan pemukulan, yakni Bripda MH dan FM. Sedangkan yang lainnya masih berstatus saksi," terang Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja kepada wartawan, Kamis (25/9).

Dijelaskan Tatan, seluruh personel kepolisian yang diamankan itu terkait beredarnya dua video penganiayaan mahasiswa yang berunjukrasa. Bripda MH dan FM diduga terlibat dalam pemukulan di dua video tersebut.  

"Ada dua video yang sedang dalam penyelidikan kita. Satu video yang direkam dari atas gedung Bank Mandiri dan dari pintu samping gedung DPRD Sumut. Untuk anggota yang memukul mahasiswa dari gedung samping DPRD Sumut pelakunya sama, yaitu Bripda MH. Jadi dia (MH) melintas di sana," jelas Tatan. 

Dari 12 anggota Polda Sumut yang diperiksa terkait video dari atas gedung Bank Mandiri, tiga diantaranya dari Brimob dan lima personel Polda Sumut.

Tatan tidak menampik kemungkinan adanya tersangka lain dalam kasus penganiayaan mahasiswa tersebut. Pihaknya juga mendalami informasi anggota kepolisian yang melakukan penghinaan terhadap anggota dewan, yaitu Bripda FPS.

"Ini masih kita lakukan penyelidikan. Pihak Propam Polda Sumut akan lakukan pemeriksaan dan hadirkan saksi yang berkaitan dengan kasus ini," tukasnya. 

Disinggung soal keterlibatan teroris, RSL yang ikut diamankan dalam aksi unjukrasa anarkis tersebut, Tatan menyebut tersangka pernah berencana meledakkan tempat ibadah. Namun, perannya dalam aksi unjukrasa tersebut masih didalami.

"Kalau untuk perannya, masih kita dalami. Tapi yang jelas, saat kita amannya, dia berada di tengah-tengah massa pendemo. Rekamanan juga ada koq. Dia pernah merencanakan peledakkan bom di tempat ibadah pada 2017 lalu. RSL berkomunikasi dengan mahasiswa dan begitu bentrok dia kabur atau menjauh dari mahasiswa," ungkap Tatan. 

Menurut Tatan, RSL juga pernah melakukan pelatihan dengan menggunakan peralatan Air Soft Gun bersama beberapa temannya. Karena itu, tahun 2012, RSL pernah dicekal pihak Imigrasi karena hendak pergi ke Suriah.

"Pada 2014 yang bersangkutan dibaiat oleh Abu Bakar Al Bagdadi," ujarnya.

Diakui Tatan, pihaknya juga melakukan penggeledahan di dua lokasi yang berkaitan dengan RSL, dan ditemukan panah serta dua senjata api berikut handphone. 

"Panahnya terdiri dari satu pemegang dan 12 busur," ujarnya.

"Jadi anggota sudah mengikuti RSL saat aksi. Kita memantau dia kumpul dengan mahasiswa dan saat bentrok, RSL kabur," pungkasnya. 

Reporter : Asen
Editor : Sapta

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel