Akibat Pintu Air Tak Diperbaiki, Puluhan Hektar Lahan Pertanian Terendam Air Asin
Sabtu, 06 Juni 2020
DN7 | Langkat - Warga Desa Pasar Rawa. Kecamatan Gebang dan warga Desa Securai Selatan, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat merasa kecewa, pasalnya pintu air yang berada di perbatasan antara kedua desa yang mengalami kerusakan tidak kunjung diperbaiki.
Akibatnya, setiap air pasang laut naik, air laut meluber hingga kejalan dan masuk keareal lahan pertanian warga, seperti yang terpantau Sabtu (6/6/20), dimana air asin (air laut) masuk keareal pertanian dan merendam bibit padi yang baru ditanam warga.
T Sihombing (65) salah seorang warga mengatakan, jika kerusakan pintu air sudah berjalan sekitar satu tahun, namun selama ini tidak pernah di perbaiki dan dibiarkan rusak.
Padahal warga berharap, Kades Pasar Rawa memberi perhatian kepada petani dengan memperbaiki kerusakan yang ada, dengan menggunakan ADD bisa dipakai untuk keadaan darurat seperti ini, dimana puluhan hektar lahan pertanian yang ada terendam air asin, sebagian sudah ditanami bibit sebagian lagi menunda masa tanam karena lahan yang ada terendam air asin
"Kerusakan pintu air ini sudah sering kita kabari kepada Kades Pasar Rawa Pak Bambang, namun sejauh ini belum juga di perbaiki, akibatnya kita petani merasa dirugikan dengan masuknya air laut keareal persawahan", ucap T Sihombing diamani warga lainnya.
Kurangnya perhatian Kades Pasar Rawa membuat masyarakat kecewa, sehingga secara swadaya masyarakat bergotong royong menanggulangi kerusakan dengan membuat tanggul seadanya.
Bahkan para petani berusaha membendung parit agar air asin yang datang dari laut tidak masuk keareal persawahan, namun usaha warga sia-sia, dimana volume air begitu cepat naik, ditambah air pasang kali ini terbilang cukup besar.
"Kami sudah sangat kewalahan kali ini, tadipun setelah sampai dipintu air yang rusak, kami coba menghubungi Pak Kades Bambang dan Kadus palu mundam pak udin, melalui telephone agar datang kemari menyaksikan air laut yang masuk kepersawahan, namun ditunggu hingga 3 jam, mereka tak kunjung datang, saat di telephone lagi Hp-nya tak diangkat", ucap beberapa warga dengan nada kesal. (Nababan/Kurnia 02)
Editor : Sapta