Warga Dua Desa di Kecamatan Brandan Barat Idamkan Akses Jalan Darat
Senin, 22 Juni 2020
DN7 | Langkat - Keinganan masyarakat yang tinggal di Desa Kelantan dan Desa Perlis Kecamatan Brandan Barat, Kabupaten Langkat, hingga kini masih memimpikan adanya akses jalan darat menuju desa mereka. senin (22/6/20)
Pasalnya, sudah puluhan tahun masyarakat harus menggunakan transportasi laut untuk beraktifitas, tentunya ini berakibat terhambatnya pembangunan di kedua desa.
Baca juga :
https://www.dikonews7.com/2019/12/sampan-tambang-alat-transfortasi-utama.html
Selama ini masyarakat desa Perlis sudah berupaya membuka akses jalan darat dengan membersihkan semak belukar dan merintis jalan setapak, menuju dusun VI Tangkahan Meranti 2, Desa Lubuk Kasih, namun dengan berjalannya waktu usaha warga hanya jalan ditempat tanpa ada titik terang dari pemerintah guna mewujudkan impian tersebut.
Hasan (63) salah seorang warga Dusun IX Desa Perlis, mengatakan jika selama ini dirinya bersama warga lainnya, sudah berusaha membuka akses jalan darat yang bisa menghubungkan jalur darat di kedua desa, namun hingga kini harapan itu seperti mimpi tanpa ada dukungan dari pemerintah.
"Sudah lama masyarakat kita mendambakan akses jalan darat guna mendongkrak perekonomian masyarakat, namun hingga sekian tahun harapan itu bagai mimpi tanpa terealisasikan", ucap Hasan.
Hal senada juga di ungkap Buhary alias Pak Boy (46) warga Dusun II Desa Perlis, dimana masyarakat sudah sering menyampaikan masalah ini kepemerintah desa, namun hingga kini belum juga ada titik terang.
"Baik Desa maupun Kecamatan sudah sering kita sampaikan, bahkan Musrenbang Kecamatan setiap tahunnya selalu kita sampaikan guna usulan pembuatan akses jalan darat", ucap Pak Boy berharap Pemerintah Kabupaten Langkat memperhatikan kondisi ini.
Diketahui, Desa Kelantan dan Desa Perlis berada di seberang sungai Babalan yang berjarak sekitar 200 - 600 meter dari kota P.Brandan, dimana akses menuju desa ini hanya mengandalkan transportasi laut berupa sampan (tambang) tradisonal tanpa ada akses jalan maupun jembatan permanen.
Keadaan ini membuat pembangunan di kedua desa menjadi terhambat, dimana biaya yang di keluarkan untuk membangun mencapai dua kali lipat dari harga pembangunan biasanya di kota maupun tempat lain, dikarenakan biaya ongkos dan transportasi mencapai 100% dari harga material bangunan yang akan di buat.
"Sulit bang, biaya sangat mahal dua kali lipat dari harga biasa karena biaya transportasi, biaya untuk membangun 1 unit rumah disini dengan ukuran yang sama bisa dibangun 2 unit rumah di tempat lain, karena tidak ada akses jalan darat", tambah Hasan.
Selain itu, dengan adanya akses jalan, pengangkutan hasil bumi (panen) akan lebih mudah, begitu juga dengan pengangkutan hasil laut, yang berdampak pada peningkatan hasil jual, bahkan yang teramat penting transportasi anak sekolah tentu lebih mudah ketimbang akses jalan laut.
Untuk itu warga berharap pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi dapat meninjau ulang usulan yang disampaikan masyarakat, guna pembangunan akses jalan darat menuju Desa Kelantan dan Desa Perlis. (Kurnia02)
Editor : Sapta