Tak Tercover BPJS, Keluarga Korban Begal Bingung Bayar Biaya RS Ratusan Juta
Foto : Korban begal, Indrajit
Dermawan (17) hingga kini tidak sadarkan diri.
DikoNews7 -
Kisah pilu dialami Nurjannah. Janda anak 6 ini harus menanggung beban yang cukup berat. Buah hatinya, Indrajit Dermawan (17) kini tengah terbaring tak berdaya di ruang ICU RS Bunda Thamrin Medan.
Selain harus memikirkan biaya perawatan yang cukup besar, kondisi anak keduanya yang menjadi kebrutalan para begal sudah tak sadarkan diri sejak lima hari belakangan.
Kejadian itu sendiri berawal Sabtu (29/1/2022) dinihari lalu. Bersama temannya, Indrajit secara mendadak diserang orang tak dikenal dan membacok keduanya di kawasan Jalan Kapten Sumarsono.
Indrajit pun langsung dilarikan ke RS Advent. Namun, Karena kondisi keuangan, dirinya sempat tak mendapatkan perawatan. Sementara BPJS tak mengcover karena korban tindak kriminal.
"Malam itu pihak rumah sakit minta jaminan uang ke keluarga sekitar 5 juta. Karena kita gak punya uang sempat bingung malam itu. Apalagi BPJS tidak mengcover pasien korban kriminal", kenang sang nenek, Sabariyah kepada awak media, Kamis (3/2/2022).
Beruntung, sambung nenek yang akrab disapa Iyah, malam itu keluarga korban dibantu anggota DPRD Medan Komisi 3, Rudiawan Sitorus yang hadir dan menjaminkan korban untuk membawanya ke RS Bunda Thamrin agar mendapatkan penanganan medis.
Korban pun menjalani operasi pada bagian batok kepalanya yang luka berat akibat bacokan. Kini, kondisi korban masih belum sadarkan diri hingga harus mendapatkan perawatan serius di ruang ICU.
Namun, masalah lain menghampiri keluarga korban. Biaya rumah sakit yang terus membengkak hingga Rp 110 juta membuat ibu korban dan keluarga makin kesulitan.
"Rencananya saat ini mau dipindahkan ke RS Pirngadi lewat bantuan pak Rudiawan Sitorus karena di sini (RS Bunda Thamrin) biayanya cukup besar".
"Tapi yang jadi masalah kami belum punya biaya untuk melunasi biaya perobatannya yang cukup besar. Kami cuma bisa pasrah saat ini bang," ujar Iyah dengan baluran air mata yang terus mengalir di sudut kelopak matanya.
Tak ada yang bisa dibuat Nurjannah dan keluarga saat ini. Pasrah dan doa menjadi senjata ampuh mereka agar anaknya bisa mendapatkan keajaiban. Keterbatasan ekonomi memaksa mereka untuk memposting kisah ini di akun sosial pribadinya.
Harapannya sederhana. Ada malaikat tak bersayap yang datang dan menghampiri mereka untuk mengulurkan bantuan dan memberi secercah harapan atas masalah yang mereka hadapi kini. (*)