Acara Tiga Abad Kesultanan Serdang, Upaya Agar Generasi Muda Tak Lupakan Nilai Budaya
Kamis, 06 Juli 2023
DikoNews7 -
Jamuan makan malam, Musyawarah Lembaga Adat Rumpun Melayu se-
Sumatera, penampilan gelar mahakarya bangsawan rentak busana Negeri
Serdang hasil karya Tengku Abdul Jabar dan pertunjukan seni kolosal
"Dari Serdang Untuk Indonesia", menjadi rangkaian kemeriahan Puncak
Perayaan Tiga Abad Kesultanan Serdang di Convention Hall Pemerintah
Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang, Jalan Negara, Kelurahan Petapahan
Kecamatan Lubuk Pakam, Senin malam (3/7/2023).
Pagelaran
acara yang ditandai dengan pemukulan Gendang Melayu itu menjadi bukti
komitmen Kesultanan Serdang untuk terus mempertahankan adat dan budaya
di nusantara.
"InsyaAllah,
inilah salah satu upaya agar anak cucu kita tidak melupakan nilai-nilai
budaya yang telah diajarkan para pendahulu," kata Sultan Serdang IX,
Paduka Sri Sultan Tuanku Drs Tengku Ahmad Thala'a Shariful Alamsyah di
acara itu.
Sultan Serdang
memberi apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Deli Serdang
yang selama ini terus memberi dukungan dan dorongan tidak hanya
Kesultanan Serdang, tapi seluruh rakyat Indonesia di Deli Serdang.
"Motto Kabupaten Deli Serdang yaitu bersatu dalam kebhinekaan yang menjadi salah satu modal membangun kabupaten ini," jelasnya.
Peringatan
Tiga Abad Kesultanan Serdang tersebut, kata pria yang karib disapa
Tengku Ameck ini bertujuan untuk memperkenalkan kepada generasi muda
Deli Serdang dengan adat budaya Melayu.
"Dan
juga berkaitan dengan Hari Jadi ke-77 Kabupaten Deli Serdang, generasi
muda Deli Serdang harus tahu sebelum berdiri Kabupaten Deli Serdang
terlebih dulu di wilayah ini berdiri Kesultanan Negeri Serdang. Saat
ini, walaupun dalam bentuk berbeda, eksistensi kami masih terus terjaga
dengan membentuk perangkat adat sampai level terendah, yaitu disebut
dengan penghulu adat," papar Tengku Ameck.
Diterangkannya
lagi, Lesultanan bersama Pemkab Deli Serdang juga terus berupaya untul
menghidupkan kembali akar budaya di tengah masyarakat. Karena diyakini,
jika suatu daerah memiliki budaya yang maju, hidup rukun dan damai, maka
daerah tersebut juga akan maju dan masyarakatnya hidup sejahtera.
Di
kesempatan yang sama, Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Deli Serdang,
menyampaikan kehadiran Sultan Serdang beserta kerapatan adat kesultanan
dan zuriat sultan, Lembaga Adat Rumpun Melayu Jambi, Riau, Kepulauan
riau, Bengkulu, Sumatera Barat, Aceh serta Forum Silaturahmi Keraton
Nusantara (FSKN) di Sumatera Utara, khususnya di Deli Serdang, merupakan
suatu kehormatan dan kebanggaan.
Penyelenggaraan
Puncak Tiga Abad Kesultanan Serdang tersebut, sambung Sekda, diharapkan
bisa mewujudkan tujuan mulia untuk memelihara, melestarikan dan
mengembangkan adat dan budaya Melayu.
Sekda
menerangkan, Kabupaten Deli Serdang dianugerahi berbagai potensi dan
keistimewaan yang diberikan Tuhan yang maha Esa, berupa nilai-nilai
luhur yang hidup di tengah-tengah masyarakat, terlebih Kabupaten Deli
Serdang memiliki wilayah yang luas, populasi penduduk yang besar,
keberagaman suku, agama dan budaya serta letak geografis sangat
strategis. Potensi dan keistimewaan itu semua menjadikan Deli Serdang
kaya akan sumber daya alam.
Secara
historis, Kabupaten Deli Serdang juga memainkan peranan penting pada
perjalanan sejarah Sumatera Utara dan Indonesia, pada umumnya. Para
pakar sejarah dan berbagai studi menyampaikan keberadaan Kabupaten Deli
Serdang tidak bisa dilepaskan dari beragam fakta sejarah, salah satunya
adalah sejarah Kesultanan Serdang.
Dibuktikan
dari sebagian wilayah administratif Kabupaten Deli Serdang adalah
wilayah Kesultanan Serdang masa lampau, dari pesisir hingga dataran
tinggi. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Serdang akan terus
berupaya untuk tetap menjaga dan melestarikan warisan Kesultanan
Serdang.
Turut hadir di
acara itu, Ketua Umum (Ketum) Forum Silaturahmi Keraton Nusantara
(FSKN), Tuan Haji Brigjen Pol Purnawirawan Dr AA Mapparessa Karaeng Turi
Kale 8 Maros, Sulawesi Selatan dan permaisuri; Sekretaris Umum (Sekum)
FSKN), Raden Fasich Hanif Radinal; Sultan Tayan Kalimantan Barat, Gusti
Yuri; Sultan Sepuh 15 Kesultanan Kasepuhan Cirebon, Pangeran Raden
Adipati Luqma Zul Kaedin; Kesultanan Ternate, Pangeran Firmansyah
Mudaffarsyah; pendiri Majelis Muslim Papua, H Thaha Alhamid; Heritage
Foundation Washington DC, Ranndall Ruthledge; Zuriat Tun Sri Lanang Aceh
Darussalam, Hj Pocut Haslinda; Ketum Rumah Komunikasi Lintas Agama yang
juga Majelis Taklim Halima, Bunda Indah; Ketua Mahelis Puan-Puan
Melayu, Puan Hajjah Zunaidar Rivai; anggota DPR RIm Prof Djohar Arifin
Husein, dan lainnya. (*)