6.000 Orang Tewas Akibat Banjir Libya, Sistem Peringatan Dini Banjir Kurang Layak?
DikoNews7 -
Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) menyayangkan bahwa tidak ada sistem peringatan dini untuk banjir yang mumpuni di Libya.
Pasalnya, kehadiran sistem itu bisa membantu mengurangi jumlah korban jiwa akibat banjir besar yang melanda negara tersebut.
Jumlah korban tewas akibat banjir di Libya telah mencapai 6.000 orang menurut laporan Al Jazeera.
Dilansir VOA Indonesia, Jumat (15/9/2023), Kepala WMO Petteri Taalas mengatakan sebagian besar kematian dalam bencana banjir bandang yang melanda beberapa kota di Libya akhir pekan lalu sebenarnya dapat dicegah jika saja ada sistem peringatan dini yang layak dan beroperasi di daerah itu.
“Jika ada layanan meteorologi yang beroperasi normal, pihak berwenang dapat mengeluarkan peringatan, sementara pihak manajemen darurat dapat memulai proses evakuasi lebih cepat, sehingga kita dapat mencegah jatuhnya sebagian besar korban,” jelasnya.
Berbicara dalam konferensi pers di Jenewa, Kamis (14/9), saat tim SAR masih berupaya keras mencari korban yang selamat dan sekaligus mengevakusi ribuan mayat dari balik puing-puing reruntuhan bangunan dan pinggir pantai, Taalas mengatakan Pusat Meteorologi Nasional Libya sebenarnya telah mengeluarkan peringatan 72 jam sebelum banjir tiba.
Peringatan itu disebarluaskan ke semua otoritas pemerintah lokal
melalui email dan media. Belum jelas apakah pihak berwenang kemudian
menindaklanjuti peringatan itu hinga ke warga masyarakat Libya atau tidak. (*)