Virus Nipah Bikin Warganet Takut dan Berharap Tak Ada Lagi Pandemi


DikoNews7 -

Virus Nipah mendadak jadi pembicaraan di kalangan warganet. Pasalnya, virus Nipah ini diberitakan telah membuat geger di India, usai dua orang dari negara bagian Kerala meninggal akibat infeksi virus tersebut.

Bukan hanya itu, kini masih ada dua orang dan satu anak dirawat di rumah sakit karena masih positif terinfeksi virus Nipah.

Ramainya pemberitaan tentang virus Nipah membuat warganet Indonesia takut kalau virus ini menyebabkan pandemi seperti virus Corona.

Pantauan di linimasa Twitter alias X, Senin (18/9/2023), warganet berharap agar virus Nipah yang sedang membuat India geger tak masuk ke Indonesia.

"Jangan sampai masuk," kata seorang pengguna Twitter.

"Please jangan pandemi lagi," tulis seorang warganet.

"Please dong jangan ada virus lagi, capek banget tahu," kata akun Twitter lainnya.

"Jangan sampai deh nanti lockdown lagi kayak yang dulu," kicau seorang pengguna Twitter.

Namun, sebenarnya apa itu virus Nipah yang bikin warganet panik dan takut ada pandemi lagi?

Mengutip kanal Health Liputan6.com, virus Nipah termasuk dalam genus Henipavirus dan famili Paramyxoviridae.

Menurut keterangan Kemenkes RI, penyakit virus Nipah ini dapat ditularkan dari hewan, baik hewan liar atau domestik, dengan kelelawar buah yang termasuk ke dalam famili Pteropodidae sebagai host alamiahnya.

Disebutkan juga penyakit virus Nipah bukanlah penyakit baru. Penyakit virus Nipah pertama kali diidentifikasi berdasarkan laporan wabah yang terjadi pada peternak babi di sebuah desa di Sungai Nipah, Malaysia pada tahun 1998-1999. Efeknya berdampak hingga Singapura.

Dari wabah tersebut, dilaporkan 276 kasus konfirmasi dengan 106 kematian.

Namun, sampai saat ini belum dilaporkan kasus konfirmasi penyakit virus Nipah pada manusia di Indonesia.

Akan tetapi, beberapa penelitian atau publikasi telah menemukan adanya temuan virus Nipah pada kelelawar buah (genus Pteropus) pada beberapa negara, termasuk Indonesia.

Seseorang yang terinfeksi virus Nipah akan mengalami gejala yang berbeda-beda. Ada yang tanpa gejala (asimptomatis) tapi ada juga yang alami infeksi saluran napas akut (ISPA) hingga ensefalitis fatal.

Seseorang yang terinfeksi awalnya akan mengalami gejala seperti demam, sakit kepala, mialgia (nyeri otot), muntah, dan nyeri tenggorokan.

Gejala ini dapat diikuti dengan pusing, mudah mengantuk, penurunan kesadaran dan tanda-tanda neurologis lain yang menunjukkan ensefalitis akut.

Beberapa orang pun dapat mengalami pneumonia atopik dan gangguan saluran pernapasan berat.

Pada kasus yang berat, ensefalitis dan kejang akan muncul dan dapat berlanjut menjadi koma dalam 24-48 jam hingga kematian.

Adapun masa inkubasi virus atau waktu timbul gejala umumnya 4-14 hari setelah terpapar virus Nipah. Tetapi, ada laporan yang menyebut masa inkubasi bisa mencapai 45 hari.

Sementara, rata-rata angka kematian atau case fatality rate diperkirakan berkisar antara 40-75 persen.

Seseorang dapat tertular virus nipah lewat:

  • Kontak langsung dengan hewan (termasuk zat ekskresi atau sekresi seperti urine, air liur, darah, atau sekresi pernapasan) yang terinfeksi virus Nipah.
  • Konsumsi daging mentah dari hewan yang terinfeksi atau produk makanan mentah yang telah terkontaminasi dengan cairan tubuh dari hewan terinfeksi (seperti nira sawit atau buah yang terkontaminasi kelelawar buah yang terinfeksi).
  • Kontak dengan orang yang terinfeksi atau cairannya (droplet, urine, atau darah). Penularan dari manusia ke manusia umumnya terjadi pada keluarga atau tenaga kesehatan yang merawat pasien terinfeksi.

 

 

 

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel