Geger Baliho Ganjar - Mahfud di Gianyar Dicopot Saat Kunjungan Jokowi
DikoNews7 -
Penjabat (Pj) Gubernur Bali Made Mahendra Jaya memberi klarifikasi soal penurunan baliho calon presiden-calon wakil presiden Ganjar Pranowo-Mahfud Md dan bendera PDIP di lokasi kunjungan kerja Presiden Jokowi di Kabupaten Gianyar.
Made Mahendar mengatakan video dan kabar pencopotan baliho tersebut kurang sesuai dengan fakta.
Dia menyatakan, di sepanjang jalan kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi dari Denpasar hingga Gianyar tepatnya tiga titik kunjungan yaitu SMKN 3 Sukawati, Pasar Bulan, dan Balai Budaya Batubulan, banyak terpasang baliho dan bendera berunsur politik tidak hanya milik PDIP.
“Yang dilakukan adalah menggeser sementara alat sosialisasi tersebut berupa baliho agar estetika terjaga dan setelah selesai kegiatan, alat sosialisasi baliho tersebut sudah terpasang kembali. Jadi dapat saya tegaskan di sini tidak ada maksud lain kecuali kegiatan dapat berjalan dengan nyaman,” katanya, Selasa (1/11/2023).
Begitu juga dengan kehadiran TNI dan Polri di beberapa tayangan video penurunan baliho Ganjar-Mahfud, itu dikatakan sudah sesuai standar operasional pengamanan RI 1.
Sebelumnya, Kepala Satpol PP Bali Nyoman Rai Dharmadi juga menyatakan bahwa tak ada keberpihakan saat menurunkan atribut politik, sejak pukul 8.30 Wita mendapat arahan dari Pj Gubernur Bali ia dan jajarannya langsung menurunkan seluruhnya.
Namun dari pantauan lapangan memang baliho dan bendera PDI Perjuangan mendominasi dan terpasang dengan jarak hampir tiap satu meter.
Sebelumnya, Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Bali I Gusti Ngurah Jaya Negara mengaku tidak mengetahui pencopotan bendera PDIP dan baliho Ganjar-Mahfud.
Dia pun meminta agar awak media menanyakannya kepada Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) PDI Perjuangan Bali Wayan Koster.
"Saya belum tahu. Ini saya lagi di Jakarta mohon maaf dan konfirmasi
ke Bapak Koster yah. Saya pas di Jakarta saya tidak tahu mohon maaf.
Kalau saya belum tahu, baru saya dengar saya cek ini, pencabutan saya
tidak tahu," kata Ngurah Jaya. (*)