Pengambilan BBM Subsidi Sesuai Prosudur, Namun Penyalurannya ke Nelayan Bermasalah
DikoNews7 -
Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi merupakan aset terbesar para jaringan mafia di Medan Sumatera Utara, mulai dari kejahatan terang-terangan hingga menyaru jadi penolong kaum nelayan dilakukan untuk meraih keuntungan besar melalui BBM subsidi, Senin (04/12/2023) pukul 09.00 Wib.
Seperti pengambilan BBM subsidi nelayan di SPBU 14.204.1120 Kampung Salam Belawan. Meskipun pengambilan BBM subsidi sesuai prosedur, namun penyalurannya ke nelayan bermasalah.
Sekitar 20 nelayan direkomendasikan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Sumatera Utara untuk mendapatkan BBM subsidi di SPBU 14.204.1120 Kampung Salam Belawan ditunjuk melayani BBM subsidi nelayan tersebut melalui persetujuan Rayon I Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut.
20 nelayan menerima barkot masing-masing 40 liter per hari per nelayan, pengambilan BBM subsidi di SPBU yang ditunjuk itu selama 2 hari atau 6 hari sekali. Jumlah BBM subsidi rata-rata Rp 4.800 liter per 1 minggu dengan harga pembelian Rp 6.800 per liter.
Pengambilan BBM subsidi itu menggunakan puluhan drigen yang kemudian diangkut mobil pickup ke gudang penumpukan di perbatasan Pekan Labuhan dan Nelayan Indah Medan Labuhan, BBM subsidi tersebut diecer ke nelayan seharga Rp. 7.500 per liter. Terdapat selisih harga subsidi berkisar Rp 7 ribu perliternya.
"Nelayan pukat layang paling banyak gunakan BBM berkisar 20 liter per hari, itupun sudah capek mutar mutar di daerah penangkapan ikan, 40 liter itu kebanyakan," jelas nelayan jaring Pekan Labuhan.
Pengambilan sekaligus penyaluran BBM subsidi nelayan di SPBU 14.204.1120 Kampung Salam dipercayakan kepada Pimpinan Pusat Aliansi Nelayan Samudera Indonesia (PP ANSI). Nelayan yang ikut serta 1 atau 2 orang ke SPBU itu sebagai serimonial.
Sekretaris PP ANSI, M Amsal ketika dikonfirmasi Aliansi Wartawan Medan Utara melalui telephon genggamnya benarkan adanya selisih harga dalam penyaluran BBM subsidi ke nelayan.
"Harga pengambilan BBM subsidi nelayan di SPBU Kampung Salam Rp 6.800 per liter, disalurkan ke nelayan seharga Rp 7.500 per liter, selisih harga itu untuk transportasi pengangkutan. Soal dijual ke mafia BBM saya tidak tahu, tugas menyalurkan itu bukan saya," jelas Amsal.
Sementara ketua PP ANSI, Suhairi S pada Aliansi Wartawan Medan Utara sebut penyaluran BBM subsidi nelayan sudah prosedur.
"Penyaluran BBM subsidi nelayan tradisional sudah sesuai prosedur yang ditetapkan," kata Suhairi yang akrap disapa Heri.
"Sejauh ini ANSI konsisten menjunjung tinggi hukum yang disepakati antara Pertamina maupun SPBU yang ditunjuk, serta Dinas Perikanan dan Kelautan selaku pemberi rekomendasi," jelas Suhairi.
Reporter : Nur