Dua Bendungan di Deli Serdang Belum Berfungsi Maksimal, Menko Pangan: Tahun Depan Selesai
Rabu, 22 Januari 2025
Ada dua bendungan di Deli Serdang belum maksimal secara fungsi. Pertama, Bendungan Sidoras di kecamatan Percut Sei Tuan yang menjadi sumber irigasi lahan pertanian seluas 3.083 hektare (Ha) dan daerah irigasi Lantasan 185 Ha.
Pengerjaan normalisasi bendungan tersebut belum selesai sampai tahun 2024 kemarin.
Kedua, Bendungan Sungai Serdang di Kecamatan Batang Kuis yang secara fungsinya bisa mengairi 4,276 Ha sawah yang sampai saat ini belum bisa difungsikan.
Hal ini disampaikan Penjabat (Pj) Bupati Deli Serdang, Ir Wiriya Alrahman MM pada Rapat Koordinasi (Rakor) Bidang Pangan Provinsi Sumatera Utara di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumatera Utara, Jalan Sudirman Nomor 41, Medan, Selasa (21/1/2025).
"Kami berharap perhatian Pemerintah Pusat, dalam hal ini melalui Menko Pangan (Dr HC H Zulkifli Hasan SE MM) agar permasalahan kedua bendungan dapat segera diselesaikan karena kepentingan pengairan sawah bagi petani sangat dibutuhkan," harap Pj Bupati.
Terkait hal itu, Menteri Koordinator Bidang Pangan Republik Indonesia, Dr (HC) H Zulkifli Hasan SE MM memastikan, permasalahan irigasi akan selesai tahun depan secara keseluruhan, dan tahun ini beberapa irigasi akan selesai direvitalisasi Oktober. Sedangkan untuk kendala lainnya seperti pupuk dan benih dilakukan sesegera mungkin.
"Tahun ini September, Oktober mungkin sudah selesai beberapa permasalah irigasi kita, karena kita juga mengerjakan di delapan provinsi penghasil pangan Indonesia, kalau untuk distribusi pupuk Kementan sudah memangkas rantai distribusinya, jadi langsung ke pengecer atau ke petani, benih saya rasa itu bisa kita atasi," kata Menko Pangan.
Sebelumnya, Pj Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Dr Drs H Agus Fatoni MSi optimis pertanian Sumut bisa maksimal bila kendala yang ada saat ini teratasi. Kendala-kendala tersebut menurutnya bisa teratasi lewat kolaborasi pemerintah pusat dan daerah.
Ada beberapa kendala yang dihadapi Sumut saat ini untuk memaksimalkan pertanian antara lain distribusi pupuk, kurangnya jumlah penyuluh pertanian dan yang cukup penting yaitu irigasi. Saat ini, Indeks Kinerja Sistem Irigasi (IKSI) masih perlu perbaikan signifikan.
Terkait distribusi pupuk, beberapa kendala yang dihadapi petani menurut Pj Gubsu yaitu masalah keuangan petani, waktu sampainya ke petani tidak tepat, petani kesulitan saat menggunakan sistem digital dan administrasi. Terkait penyuluh, saat ini menurut Fatoni Sumut masih kekurangan penyuluh sebanyak 3.142 orang mengacu pada Undang-Undang No.19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Petani.
"Penyelesaian kendala-kendala ini perlu kolaborasi dan kerja sama yang kuat antara pemerintah pusat dan daerah hingga ke perangkat desa, misalnya irigasi ada sistem irigasi, ada irigasi kewenangan pusat, provinsi dan daerah, begitu juga terkait distribusi pupuk," kata Pj Gubsu.
Target tanam padi Sumut tahun 2025 seluas 1.465.944 Ha, tanaman reguler seluas 814.638 Ha dan lahan kering juga kegiatan oplah 651.306 Ha.
Sumut saat ini, menurut Pj Gubsu membutuhkan benih unggul bersertifikat dan penguatan Kelembagaan penangkar dan lantai jemur.
Kebutuhan benih sebanyak 20.365,9 ton untuk tanam reguler dan 16.282,6 ton tanam lahan kering dan oplah.
"Kita cukup bersyukur karena hasil pertandian kita untuk bahan pangan baik, padi, jagung, bawang merah, cabai merah, cabai rawit sering surplus, dan saat surplus yang kita butuhkan hasil tani tersebut masih bisa terserap sehingga tidak merugikan petani," jelas Pj Gubsu.
Hadir pula pada rapat tersebut, Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, H Yandri Susanto SPt MPd; Mentri Perdagangan, Dr Budi Santoso MSi; Wakil Menteri Dalam Negeri, Dr Bima Arya Sugiarto; Wakil Mentri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo SE MBA dan kementerian terkait lainnya. Hadir juga Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sumatera Utara, Pj Sekda Sumut, M Armand Effendy Pohan, seluruh kepala daerah se-Sumut dan lainnya. (*)