Skandal Pelecehan Seksual Guncang Industri Hiburan Jepang, Pimpinan Fuji TV Mundur
DikoNews7 -
Chairman dan presiden Fuji TV, salah satu jaringan terbesar di Jepang, mengundurkan diri menyusul tuduhan pelecehan seksual terhadap seorang pembawa acara terkenal.
Puluhan perusahaan menarik iklan mereka dari jaringan tersebut, yang dikritik karena mencoba menutupi skandal ini.
Masahiro Nakai (52) dituduh melakukan pelecehan seksual terhadap seorang perempuan pada sebuah jamuan makan malam pribadi pada tahun 2023.
Nakai mengumumkan pensiun dari dunia hiburan pada pekan lalu dan saat ini dia tidak menjadi subjek penyidikan polisi.
Pemerintah Jepang telah mendesak Fuji TV untuk memperoleh kembali kepercayaan dari pemirsa dan sponsor.
Dalam konferensi pers pada Senin (27/1/2025), chairman Fuji TV Shuji Kano dan presiden Fuji TV Koichi Minato membungkuk saat mengumumkan pengunduran diri mereka. Pengunduran diri ini terjadi setelah rapat darurat dewan direksi.
Mereka meminta maaf kepada pemirsa serta pemangku kepentingan atas masalah dan kecemasan yang ditimbulkan oleh skandal yang mengguncang industri hiburan Jepang ini.
"Saya merasa sangat terbebani dengan tanggung jawab ini, terutama karena telah merusak kepercayaan terhadap media," kata Minato seperti dikutip dari BBC, Selasa (28/1). "Setelah melihat ke belakang, saya menyadari adanya kekurangan dalam respons kami."
Minato sebelumnya mengakui bahwa perusahaan telah mengetahui tuduhan terhadap Nakai tidak lama setelah kejadian. Namun, Fuji TV memilih untuk tidak mengungkapkan pada saat itu karena memprioritaskan pemulihan fisik dan mental perempuan tersebut serta melindungi privasinya.
Laporan yang muncul bulan lalu mengungkapkan bahwa Nakai telah membayar lebih dari setengah juta dolar kepada perempuan yang tidak disebutkan namanya. Namun, kemudian muncul dugaan lain bahwa seorang karyawan Fuji TV telah membantu mengatur jamuan makan malam.
Nakai, mantan anggota boy band SMAP dan selebritas terkenal yang membawakan beberapa acara Fuji TV, telah membantah menggunakan kekerasan terhadap perempuan yang dimaksud ataupun keterlibatan pihak ketiga.
"Masalah ini sepenuhnya disebabkan oleh kesalahan saya," sebut pernyataan Nakai di situs web resminya.
Menurut majalah mingguan Shukan Bunshun, dia mencapai penyelesaian di luar pengadilan senilai 90 juta yen dengan perempuan tersebut. Demikian dikutip dari The Guardian.
Namun, hal ini tidak banyak meredakan kemarahan publik.
Menurut laporan The Guardian, 70 perusahaan termasuk, Nissan, Toyota serta jaringan restoran cepat saji McDonalds telah menarik iklannya dari Fuji TV.
Dalam sebuah surat terbuka, perusahaan investasi Rising Sun Management, yang merupakan pemegang saham mayoritas perusahaan induk Fuji TV, menuturkan bahwa skandal pelecehan seksual ini mengungkapkan kelemahan serius dalam tata kelola perusahaan.
Fuji TV sejak itu membentuk komite independen untuk menyelidiki skandal ini.
Wakil presiden eksekutif Kenji Shimizu, yang akan menggantikan Minato sebagai presiden, menegaskan dia tidak akan menoleransi tindakan yang melanggar hak asasi manusia dan berkomitmen untuk mencegah kejadian serupa dengan memulai dari awal.
Karyawan Fuji TV dikabarkan marah atas respons manajemen. Serikat pekerjanya mengatakan jumlah anggotanya melonjak dari 80 orang pada awal pekan lalu menjadi lebih dari 500 orang di tengah kekhawatiran staf tentang dampak yang mungkin terjadi pada perusahaan mereka.
"Saya berharap perusahaan ini akan terlahir kembali dengan kesadaran akan krisis," ujar salah seorang karyawan kepada Asahi Shimbun.
Pada awal bulan ini, jaringan Fuji TV menangguhkan sebuah acara mingguan yang dipandu oleh Nakai. Jaringan TV besar lainnya juga mengambil langkah serupa.