Pelindo Multi Terminal Belawan Optimalkan Operasional Dukung Komoditi CPO dan Turunan
DikoNews7 -
PT Pelindo Multi Terminal (SPMT), subholding PT Pelabuhan Indonesia (Persero) yang bergerak di bidang terminal non-petikemas, terus memperkuat kinerja operasional dan pengembangan terminalnya di Belawan.
Langkah ini dilakukan guna mendukung pertumbuhan sektor logistik komoditas unggulan dari Sumatera Utara, khususnya kelapa sawit dan produk turunannya.
Branch Manager SPMT Belawan, Khoiruddin Lubis, mengungkapkan, saat ini Pelabuhan Belawan mengelola empat terminal utama yang berperan strategis dalam perdagangan domestik maupun ekspor.
Pertama, Terminal Curah Cair yang dominan melayani aktivitas CPO (Crude Palm Oil) dan produk turunannya yang kapasitasnya mencapai hingga 6 juta ton.
Kedua, Terminal Food and Feed yang menangani kargo Curah Kering berkapasitas hingga 1 juta ton per tahun.
Ketiga, Terminal Curah Kering yang digunakan untuk bongkar muat komoditas bungkil (palm kernel expeller/PKE) yang dilengkapi dengan peralatan full mekanis dan mampu menangani sekitar 800 ribu ton per tahun.
Keempat, Terminal Curah Kering untuk bongkar muat komoditas Batubara, Batu Split, Pasir, Tanah Liat dengan kapasitas produksi tahunan mencapai 700–800 ribu ton," jelas Khoiruddin, Sabtu (1/3) di Belawan.
Menurut Khoiruddin, pengembangan terminal di Belawan sejalan dengan potensi besar industri kelapa sawit di Sumatera Utara. SPMT Branch Belawan telah menjadi salah satu pintu utama ekspor kelapa sawit dan produk turunannya.
"Saat ini, volume ekspor CPO dari terminalisasi dermaga SPMT mencapai 3,5–4 juta ton per tahun, dengan tujuan utama China dan Jepang. Selain itu, ekspor bungkil mencapai 700–800 ribu ton, sementara ekspor cangkang ke Jepang sekitar 300 ribu ton per tahun," katanya.
Di sisi perdagangan domestik, SPMT Branch Belawan melayani distribusi pupuk curah sekitar 600–700 ribu ton per tahun, yang menjadi kebutuhan vital bagi sektor perkebunan.
Untuk meningkatkan efisiensi operasional, SPMT telah menjalankan program transformasi berbasis enam pilar utama, yakni: HSSE, Penguatan SDM, Modernisasi fasilitas, peralatan, Implementasi sistem IT, dan proses bisnis dengan melakukan standardisasi layanan bongkar muat, serta evaluasi dan peningkatan kontrol operasional.
“Kami telah menerapkan sistem digitalisasi PTOS-M (Pelindo Terminal Operating System Multipurpose) guna meningkatkan transparansi dan efisiensi layanan, dengan modernisasi peralatan dan sistem IT, kami memastikan bahwa kendala operasional dapat diminimalkan dan standar layanan dapat terus ditingkatkan," kata Khoiruddin.
Ke depan, SPMT Branch Belawan akan terus memperkuat kapasitas terminal multipurpose di Belawan, termasuk pengembangan infrastruktur untuk mendukung peningkatan volume ekspor CPO dan produk turunannya.
Selain itu, SPMT Branch Belawan juga berencana meningkatkan kapasitas fasilitas penyimpanan (storage) dan meningkatkan mekanisasi untuk terminal curah kering guna mempercepat proses bongkar muat.
“Harapan kami adalah menjadikan SPMT Belawan sebagai penyedia layanan terminal multipurpose yang lebih modern, efisien, dan kompetitif di tingkat global,” tutup Khoiruddin.
Sementara, Ketua Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Provinsi Sumatera Utara, Surianto mengapresiasi langkah SPMT Branch Belawan yang selama ini tetap memperhatikan dan menjaga kearifan dunia usaha lokal dalam aktivitas kepelabuhanan. (Nur)