Wujudkan Mimpi dari Desa, Sofyan Tan Ingin Ada 100 Sarjana dari Kampung Matfa


DikoNews7 -

Sebuah pesan masuk dalam grup whatsapp diiringi dengan sebuah link instagram serta berita dari media online yang memuat informasi terkait Kampung Kasih Sayang di Langkat.

“Tolong cari info tentang kampung ini. Saya berniat berkunjung, mau membantu pendidikan anak-anak mereka,” tulis Anggota DPR RI, Sofyan Tan, dalam grup whatsapp Tim Kerja ST akhir Maret lalu.

Ini adalah suatu pesan yang berbeda dan tidak biasa.

Sebab, selama ini Sofyan Tan yang duduk di   Komisi X DPR RI selalu turun ke masyarakat dengan cara mengunjungi sekolah-sekolah yang siswanya layak dibantu.

Itu pun biasanya sekolah di wilayah daerah pemilihan Sumut I, yakni Medan, Deliserdang, Serdangbedagai dan Tebingtinggi.
 
Tentu ini menjadi sesuatu yang khusus, karena Langkat bukan wilayah Dapil Sumut 1 dan lokasi kunjungan juga berfokus pada sebuah desa, bukan sekolah.

Menjadi lebih spesial lagi ketika salah satu pesan dari Sofyan Tan menyebutkan dia ingin diperkenalkan sebagai seorang dokter dan pegiat sosial, karena khawatir statusnya sebagai Anggota DPR kurang dapat diterima oleh warga Kampung Kasih Sayang.

Khawatir dianggap punya tendensi politik atau kepentingan tertentu.
 
Tanpa banyak tanya, Tim Rumah Aspirasi  Sofyan Tan pun gerak cepat untuk mencari tahu tokoh masyarakat di kampung tersebut yang dapat dihubungi.

Kurang dari waktu satu jam, akhirnya dapatlah nomor kontak salah satu tokoh yang dipercaya sebagai humas pada kampung tersebut, Kholiqul Ritonga.

Setelah menjelaskan niat dan tujuan serta keingginan, ternyata mereka sangat senang dan mengenal baik figur Sofyan Tan.

Hingga akhirnya membuat janji untuk berkunjung setelah libur Lebaran usai.
 
Sabtu, 12 April 2025, Sofyan Tan bersama tim berangkat dari Medan menuju Tanjung Pura untuk mengunjungi Kampung Kasih Sayang atau dikenal juga sebagai Kampung Matfa (Majelis Taklim Fardhu Ain) di Desa Telaga Said, Kecamatan Sei Lepan, Langkat.

Sebelum ke Tanjung Pura, seperti biasa Sofyan Tan tetap menjadwalkan kunjungan ke sekolah di pagi harinya untuk bertemu ratusan orangtua siswa. Kali ini yang dikunjungi SD dan SMP Nanda Almanaf, Desa Muliorejo, Sunggal, Deli Serdang. 

Dari sekolah tersebut, Sofyan Tan bertemu dua orangtua siswa yang anaknya sangat ingin berkuliah namun mereka tidak sanggup untuk membiayainya.

Sumarni warga Pasar II, Paya Bakung dan Rama warga Dusun 19, Muliorejo menceritakan hal tersebut pada Sofyan Tan.

Setelah ditanya beberapa hal terkait latar belakang kehidupan dan kondisi perekonomian kedua ibu tersebut, Sofyan Tan langsung menggenggam tangan mereka sambil berucap bahwa anaknya akan dibantu kuliah gratis melalui KIP Kuliah.

Derai air mata jatuh, kedua ibu tersebut tak menyangka anaknya langsung ditawari kuliah gratis oleh Sofyan Tan.
 
Setelah itu, perjalanan pun dilanjutkan dengan menyusuri Tol Binjai-Stabat-Tanjung Pura yang sepi kenderaan. 

Cuaca mendung dan gerimis sepanjang perjalanan membuat Sofyan Tan teringat dengan sebuah warung seafood pinggir Sungai Batang Sarangan di bawah jembatan yang sudah lama tak dikunjunginya.

Kami pun singgah makan siang di Rilex Seafood Tanjung Pura. Di rumah makan tersebut masih terpajang di dinding foto Sofyan Tan saat berkunjung pada tahun 2014.
 
Usai makan, perjalanan pun dilanjutkan. Sekira 45 menit, sampailah di sebuah perkampungan yang dihuni 279 kepala keluarga dengan sistem sosial yang dilandasi oleh rasa kasih dan sayang.
 
Disambut Kholiqul Ritonga yang dipercaya sebagai humas dan biasa berkoordinasi dengan para tamu yang ingin berkunjung, Sofyan Tan pun diperkenalkan kepada Tuwan Imam sebagai Pimpinan Kampung Kasih Sayang atau Kampung Matfa.

Silaturahmi pun terbangun dengan diskusi bertukar pikiran yang saling mengisi dengan beragam pemahaman, pengetahuan serta pengalaman antara Sofyan Tan dan Tuwan Imam.

Hingga terbangun sebuah chemistry yang sama dalam memahami Pancasila yang diaplikasikan dalam kehidupan keseharian.
 
Tuwan Imam mengatakan, Pancasila sebagai dasar negara memiliki lima sila dengan tujuan akhirnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Sebelum mencapai itu, rakyat kita harus memiliki kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam hal ini adalah menjalankan agamanya dengan baik. Setelah itu baru bisa terwujud kemanusiaan yang adil dan beradab sebagai sila kedua.

Jika sila kedua terwujud maka lahirlah persatuan Indonesia sebagai sila ketiga. Setelah itu baru kita bisa menerapkan prinsip berdemokrasi sesuai sila keempat.

“Demokrasi kita adalah demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan, bukan oleh kebijakan. Itu dua hal yang berbeda. Jika kita sudah dipimpin oleh kebijaksanaan, baru lah kita bisa bermusyawarah dengan tujuan untuk kepentingan kemaslahatan, bukan untuk pribadi atau golongan,” ujarnya.
 
Untuk itulah menurutnya di kampung tersebut religiusitas dan sosialisme bisa tumbuh dengan landasan Pancasila. 

Seperti diketahui, keunikan Kampung Matfa adalah semangat gotong royong dalam memanfaatkan sumber daya alam yang ada baik itu pertanian, peternakan serta beragam jenis usaha lainnya yang hasilnya diserahkan ke Baitulmal atau biasa disebut kas kampung.

Dari kas kampung tersebut digunakan untuk kebutuhan bersama baik itu kebutuhan makan setiap hari bagi seluruh warga kampung yang difasilitasi dengan dapur umum bersama, pemeriksaan kesehatan gratis di Klinik Rumah Sehat hingga sekolah gratis.
 
Sofyan Tan pun mengakui ketertarikannya terhadap konsep yang dibangun kampung tersebut.

Menurutnya Kampung Kasih Sayang harus lebih berkembang lagi dan lebih bisa mensejahterakan warganya. Salah satu caranya adalah peningkatan sumber daya manusia.
 
Anak-anak di Kampung Matfa jangan hanya  sekolah hingga tingkat SMA. Harus ada minimal dalam 5 tahun ke depan, lahir 100 calon sarjana dari kampung tersebut.

Untuk itulah dirinya datang berkunjung, ingin membantu anak-anak di Kampung Kasih Sayang agar dapat berkuliah gratis melalui program KIP Kuliah.

Sofyan Tan juga siap membantu program-program lain yang dapat dikembangkan di kampung tersebut seperti sektor pertanian dan peternakan.

Tanpa basa-basi dia langsung menghubungi koleganya di Komisi IV DPR RI untuk mencari tahu apakah ada program pertanian dan peternakan yang dapat disalurkan ke Kampung Matfa.
 
Sofyan Tan pun akhirnya mengungkapkan alasan mengapa dirinya memilih untuk datang Kampung Kasih Sayang.

Karena dia juga merasakan bahwa timnya terheran-heran mengapa kali ini memilih untuk turun ke Langkat, di luar Dapil Sumut I, dan untuk pertama kalinya bukan ke sekolah sebagai tujuan, tapi desa.
 
“Saya ingin sesuatu yang berbeda. Mewujudkan mimpi membangun dari desa. Saya bermimpi ada desa yang dikelola dengan baik, warganya bisa hidup rukun dan damai tanpa melihat latar belakang. Dan (kampung) ini sudah jalan, harus berkelanjutan,” ungkap Sofyan Tan. ***

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel